Senin, 19 Desember 2011

Tembakau Lombok Terbaik di Dunia

LOMBOK – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Oesman Sapta menyatakan tembakau yang dipanen di Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan tembakau terbaik di dunia.
Sayangnya, petani tembakau NTB belum menikmati keuntungan maksimal karena belum menjadi produsen rokok.
“Karenanya, sebaiknya petani tembakau di Lombok dapat membuat produksi rokok lokal (home made). Warga Lombok pun sebaiknya membeli produk lokal,” ucap Oesman Sapta yang akrab dipanggol Oso pada pelantikan pimpinan HKTI Provinsi NTB Pendopo Kabupaten Lombok Barat, kemarin.
Menurutnya, NTB merupakan daerah yang subur dan harus dikelola secara efektif. “Andaikata nenek-nenek kita yang sudah tua dapat menghasilkan empat ton per hektar maka sungguh hebatnya dia, dan kita juga harus lebih hebat lagi dengan harus meningkatkan produksi kita setiap tahunnya”. tambahnya.
Oso menandaskan, HKTI bukan organisasi politik melainkan organisasi masyarakat yang bertujuan memajukan kesejahteraan petani. “HKTI jangan dijadikan sebagai partai politik, namun sebagai organisasi masyarakat yang berfokus kepada para petani demi menyejahterakan petani Indonesia,” tegasnya.
Usai pelantikan, dialog terbuka pun diadakan untuk menampung aspirasi para petani NTB. Satu warga, Hamzah mengeluhkan, penjualan beras kepada pemerintah daerah yang sangat sulit.
Ketua HKTI pun mendorong para petani agar berani bicara  kepada Bulog agar beras yang mereka hasilkan dibeli dan dihargai secara layak. “Kita juga harus berani bilang kepada Bulog supaya dapat membeli beras kita, jangan hanya bisanya mengimport beras dari luar negeri saja.”
Pada pelantikan tersebut, Oesman Sapta mengukuhkan Bupati Lombok Barat Zainy Arony sebagai ketua HKTI NTB.
Zaini mengaku sudah menyiapkan sepuluh hektar lahan untuk dijadikan tempat penelitian agrikultural bagi masyarakat Lombok. “Kami mengharapkan  putera-puteri NTB dapat menjadi sarjana-sarjana pertanian sehingga mampu  meningkatkan kualitas pertanian di daerah Lombok,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar