SUMBAWA - Sultan Sumbawa Daeng Mohammad Abdurrahman (DMA) Kaharuddin meminta pejabat Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat melakukan pembicaraan dengan pihak asing yang ikut memiliki modal di PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Kaharuddin mengatakan, pembicaraan langsung dengan pemodal asing perlu dilakukan agar kepentingan daerah menyangkut kepemilikan saham di perusahaan pertambangan besar itu bisa diakomodir.
Selama ini, kata Kaharuddin, para pejabat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hanya melakukan komunikasi dengan jajaran manajemen setingkat pekerja yang digaji oleh pemilik modal asing.
Menurut Kaharuddin, dalam pembicaraan itu diminta komitmen PT NNT agar tidak hanya mengedepankan kepentingan bisnis. Sisi kesejahteraan masyarakat juga harus diperhatikan.
”Newmont harus melakukan roadmap untuk kesejahteraan masyarakat di Sumbawa,” katanya kepada Tempo sewaktu ditemui di Bandara Brang Biji, Sumbawa Besar, Rabu (6/4).
Sehari sebelumnya, Selasa (5/4) Kaharuddin dinobatkan sebagai Sultan Muhammad Kaharuddin IV, atau Sultan Sumbawa ke-17.
Kaharudin menyatakan sudah bertemu dengan Senior Manajer Hubungan Eksternal PT NNT Arif Perdanakusumah di depan Gubernur NTB Muhammad Zainul Madjdi.
Saat itu, menurut Kaharudin, dibicarakan pentingnya masalah roadmap oleh Newmont. Kaharudin mengingatkan keharusan Newmont agar menjadi bagian dari masyarakat Sumbawa.
Keberadaan perusahaan itu akan cukup lama di Sumbawa. Perusahaan itu harus memberikan kontribusi bagi perubahan dan kemaslahatan masyarakat Sumbawa khususnya.
Kaharudin juga mengatakan, pemerintah daerah juga tidak boleh sewenang-wenang memaksakan kehendaknya karena menyangkut masalah bisnis, terutama pengelolaan dana, yang juga menyangkut perbankan sebagai pendukung investasi PT Newmont.
Newmont masih berkepentingan untuk menggarap Blok Elang yang memiliki potensi kandungan tambang yang lebih besar dibanding di kawasan Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat yang telah ditambang sejak tahun 2000.
PT NNT saat ini dimiliki oleh Nusa Tenggara Mining Corporation (56 persen), PT Pukuafu Indah (20 persen), dan PT Multi Daerah Bersaing (24 persen).
Blok Elang, sekitar 60 kilometer arah timur tambang Batu Hijau, di Kecamamtan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat, sudah diekplorasi PT NNT sejak 2006. Adapun cadangan dan non resources material Batu Hijau sebesar 19 juta ons emas dan 18 miliar pon tembaga.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat meminta pemerintah pusat memberikan jatah divestasi saham tahun 2010 sebesar tujuh persen, yang nilainya US $ 271,6 juta.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sudah bekerja sama dengan Titan Methal untuk mengambil alih saham tersebut setelah sebelumnya bersama Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa mendapatkan bagian 24 persen seharga US $ 867,23 juta dari rencana 31 persen saham PT NNT yang harus didivestasikan.
Kamis besok (7/4), Gerakan Aksi Rakyat Tutup Tambang (Gerat) akan melakukan aksi menghalangi pekerja masuk ke kawasan tambang PT NNT di pintu masuk yang berada di Benete KSB.
Sekitar lima ratusan orang diperkirakan terhalang untuk masuk kerja. ”Kami akan melakukan aksi menghalangi di gate Newmont,” ujar Kordinator Lapangan Gerat Tumbang Sadisyah kepada Tempo.
Aksi dilakukan karena sudah tidak sabar menunggu hasil negosiasi Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadly dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama Kementerian Keuangan. ”Terlalu lama kalau menunggu,” ucapnya.
Semula pemerintah memberikan batas waktu pembicaraan pengambilan saham oleh pemerintah hingga 18 April mendatang.
Mengenai permintaan Sultan Sumbawa dan rencana aksi tersebut, belum diperoleh konfirmasi dari PT NNT. Namun, aparat keamanan akan melakukan langkah antisipasi untuk menghindari kejadian yang tidak didinginkan.
Kaharuddin mengatakan, pembicaraan langsung dengan pemodal asing perlu dilakukan agar kepentingan daerah menyangkut kepemilikan saham di perusahaan pertambangan besar itu bisa diakomodir.
Selama ini, kata Kaharuddin, para pejabat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hanya melakukan komunikasi dengan jajaran manajemen setingkat pekerja yang digaji oleh pemilik modal asing.
Menurut Kaharuddin, dalam pembicaraan itu diminta komitmen PT NNT agar tidak hanya mengedepankan kepentingan bisnis. Sisi kesejahteraan masyarakat juga harus diperhatikan.
”Newmont harus melakukan roadmap untuk kesejahteraan masyarakat di Sumbawa,” katanya kepada Tempo sewaktu ditemui di Bandara Brang Biji, Sumbawa Besar, Rabu (6/4).
Sehari sebelumnya, Selasa (5/4) Kaharuddin dinobatkan sebagai Sultan Muhammad Kaharuddin IV, atau Sultan Sumbawa ke-17.
Kaharudin menyatakan sudah bertemu dengan Senior Manajer Hubungan Eksternal PT NNT Arif Perdanakusumah di depan Gubernur NTB Muhammad Zainul Madjdi.
Saat itu, menurut Kaharudin, dibicarakan pentingnya masalah roadmap oleh Newmont. Kaharudin mengingatkan keharusan Newmont agar menjadi bagian dari masyarakat Sumbawa.
Keberadaan perusahaan itu akan cukup lama di Sumbawa. Perusahaan itu harus memberikan kontribusi bagi perubahan dan kemaslahatan masyarakat Sumbawa khususnya.
Kaharudin juga mengatakan, pemerintah daerah juga tidak boleh sewenang-wenang memaksakan kehendaknya karena menyangkut masalah bisnis, terutama pengelolaan dana, yang juga menyangkut perbankan sebagai pendukung investasi PT Newmont.
Newmont masih berkepentingan untuk menggarap Blok Elang yang memiliki potensi kandungan tambang yang lebih besar dibanding di kawasan Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat yang telah ditambang sejak tahun 2000.
PT NNT saat ini dimiliki oleh Nusa Tenggara Mining Corporation (56 persen), PT Pukuafu Indah (20 persen), dan PT Multi Daerah Bersaing (24 persen).
Blok Elang, sekitar 60 kilometer arah timur tambang Batu Hijau, di Kecamamtan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat, sudah diekplorasi PT NNT sejak 2006. Adapun cadangan dan non resources material Batu Hijau sebesar 19 juta ons emas dan 18 miliar pon tembaga.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat meminta pemerintah pusat memberikan jatah divestasi saham tahun 2010 sebesar tujuh persen, yang nilainya US $ 271,6 juta.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sudah bekerja sama dengan Titan Methal untuk mengambil alih saham tersebut setelah sebelumnya bersama Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa mendapatkan bagian 24 persen seharga US $ 867,23 juta dari rencana 31 persen saham PT NNT yang harus didivestasikan.
Kamis besok (7/4), Gerakan Aksi Rakyat Tutup Tambang (Gerat) akan melakukan aksi menghalangi pekerja masuk ke kawasan tambang PT NNT di pintu masuk yang berada di Benete KSB.
Sekitar lima ratusan orang diperkirakan terhalang untuk masuk kerja. ”Kami akan melakukan aksi menghalangi di gate Newmont,” ujar Kordinator Lapangan Gerat Tumbang Sadisyah kepada Tempo.
Aksi dilakukan karena sudah tidak sabar menunggu hasil negosiasi Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadly dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama Kementerian Keuangan. ”Terlalu lama kalau menunggu,” ucapnya.
Semula pemerintah memberikan batas waktu pembicaraan pengambilan saham oleh pemerintah hingga 18 April mendatang.
Mengenai permintaan Sultan Sumbawa dan rencana aksi tersebut, belum diperoleh konfirmasi dari PT NNT. Namun, aparat keamanan akan melakukan langkah antisipasi untuk menghindari kejadian yang tidak didinginkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar