Kamis, 07 April 2011

JADIKAN PETANI SEBAGAI PNS

REVITALISASI PERTANIAN DENGAN CARA MENJADIKAN PROFESI PETANI SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL CPNS/PNS DIBAWAH DEPARTEMEN PERTANIAN.

Mungkin apa yang saya tulis ini adalah hal yang mustahil untuk diterapkan dan bahkan belum pernah ada yang menerapkanya. Tetapi saya menganggap ini adalah seni yang suatu saat dijadikan ide solusi untuk mengurangi pengangguran. Seperti di negaraku ini yang sampai saat ini masih di padati dengan masalah pengangguran. Memang, itu semua urusan pemerintah, tetapi apa salahnya kita semua ikut berperan dalam mengatasi hal tersebut diatas.Pemerintah telah menjalankan revitalisasi pertanian, dengan program-program yang telah dicanangkan selama ini, dan itu telah memberikan hasil yang telah kita rasakan, seperti swasembada pangan, export beras, dan lain-lain. Semua itu telah diraih oleh pemerintah lewat departemen pertanian. Dan bagi pemerintah semua ini seolah-olah telah telah sukses tugasnya. Coba kita lihat sampai dimana program pertanian pemerintah itu di implementasikan ?, Kalau kita lihat program-program pemerintah tersebut telah di implementasikan dalam batas penyuluhan-penyuluhan dan riset, belum sampai pada pelaksanaan produksi, dan sebagai pelaku implementasi sebenarnya adalah para petani. Jadi siapa yang berperan besar disini ?, apakah para pegawai penyuluh ?, yang hanya memberikan teori-teori berproduksi tetapi tanpa produksi, atau petani ?, yang menerima teori-teori dari penyuluh dan langsung berproduksi. Bagaimana pula kalau tidak ada orang yang mau jadi petani?, coba kita pikirkan . Ternyata disinilah masalahnya sekarang. Petani semakin lama semakin berkurang, orang-orang sekarang enggan berprofesi sebagai petani, Sedangkan kita ketahui bahwa hasil pertanian adalah untuk kelangsungan hidup manusia. Memang, pemerintah telah memiliki dan menjalankan program-program pertanianya dengan baik dan berhasil, tetapi itu semua belum banyak menarik minat orang-orang untuk berprofesi menjadi petani. Hanya sebagian kecil saja yang masih tertarik untuk menjadi petani, itupun dengan alasan tak ada pekerjaan lain dan sedikit keterpaksaan. Sebagian orang menganggap bahwa profesi petani adalah profesi rendahan yang tidak memberikan jaminan untuk gantungan hidupnya. Dimana-mana petani tidak pernah untung, selalu rugi,terlilit utang, gagal panen, masalah pupuk dan lain-lain. Dan jika berhasil panen, yang untung juga para tengkulak atau para makelar sehingga petani hanya sedikit yang merasakan keuntungan. Itulah sebagian imej negatif orang kepada petani.
Dari penjabaran diatas bagaimana kalau diusulkan agar pemerintah lewat program revitalisasi pertanianya merekrut dan mengangkat para petani menjadi pegawai pemerintah atau pegawai negeri CPNS / PNS di bawah jajaran departemen pertanian, dengan setandar sebesar UMP/UMR. Sebenarnya ini suatu keuntungan untuk negeri ini bahwa kalau ada orang yang mau bertani, orang tersebut tampa pamrih dan hanya mengharapkan hasil panen semata, apalagi kalau digaji.
Adapun pelaksanaanya bisa dilakukan secara systematis, yaitu di buat program kusus untuk para petani dari penyediaan lahan, mengolah lahan, penyediaan bibit dan pupuk, dan lain-lain. Tetapkan suatu target tertentu kepada para petani PNS tersebut dimulai dari pembagian mengolah lahan misal perhektar perlima orang atau per-ton hasil perdua orang, atau mungkin dihitung berdasarkan statistic tertentu dengan mengacu ke besar kebutuhan ideal, inilah tugas para pakar ekonomi untuk menghitungnya. Kemudian diberikan insentip bagi petani yang berhasil panen dngan target tercapai. Proses pelaksanaanya dilakukan dengan bertahap.
Munkin banyak yang kita capai nantinya bila pemerintah mau menerapkanya, tentunya target hasil yang lebih berkualitas, dan petanipun ikut menikmati keuntungan, Jika demikian, kedepan nantinya akan banyak menarik minat orang-orang untuk berprofesi menjadi petani PNS, merubah imej negatif orang, bahwa profesi petani adalah profesi yang mulia dan setara dengan pegawai-pegawai lainya, dan bisa mengangkat derajat petani, sehingga profesi petani bisa jadi gantungan hidup secara layak..Realitas sekarang ini banyak para sarjana ahli pertanian yang tidak mau terjun langsung berproduksi, tetapi hanya mengolah hasil produksi / agrobisnis hilir. Sebagian paling terjun ke riset-riset. Siapa yang akan berproduksi kalau bukan para petani. Tetapi ada imej lain bahwa sarjana harus jadi pegawai, untuk itu siapa tahu program diatas akan merubah imej tersebut, sehingga para sarjana pertanian tersebut mau bersinergi dan terjun langsung menjadi plaksana produksi dengan menjadi petani PNS, tentunya hasilnya akan lebih meningkat dan berkualitas. Pertanian negeri ini bisa menjadi pertanian yang modern dan siapa tahu kalau berhasil bisa jadi contoh untuk negara lain. Begitu juga departemen pertanian yang akan lebih terasa peranya yang tidak sebatas penyuluhan-peyuluhan dan riset-riset, tetapi sampai ke produksi bersama petani. Adapun pertimbangan terakhir adalah negeri ini masih memiliki sumber daya alam yang sangat luas yang masih mungkin bisa untuk diolah menjadi lahan pertanian, dan sumber daya manusia yang banyak menganggur dan belum tersalurkan. Sedangkan untuk beralih ke industrialisasi negeri ini belum siap sepenuhnya, apa salahnya kalau perkuat ekonomi negeri ini dengan industrialisasi di bidang pertanian.
Dengan merekrut dan mengangkat petani menjadi petani PNS, maka akan banyakya orang yang berminat jadi petani maka ini bisa mengurangi masalah pengangguran, seperti yang terjadi di negeri ini.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Saya sangant tertarik dengan pembahasan ini Gan, apa harus diperjuangkan ide ini, kenapa Pemerintah tidak terpikir, dan kenapa juga apabila sudah terpikir tapi tidak pernah di ekspose

    BalasHapus