Rabu, 23 Maret 2011

revolusi

ayahku....
bukan marx,
ia guruku,
karenanya aku bisa tau arti kiri,
dulu...
ia selalu marah,
ketika aku makan pakai tangan kiriku,
ketika aku meraih sesuatu dengan kiriku,
katieka menulis dengan kiriku,
sekali waktu,
ia memukul tanganku,
saat memberinya air minum dengan kiriku.

ternyata ia tau...
ditangan kiriku
mengalir darah perlawanan..
ia taku aku melawannya!

ayahku bukan lenin..
tapi ia guruku,
karenanya aku mengerti
tentang arti merah!!
dulu..
ia tak pernah menghasiahikku baju merah..
sepatu meraha..ikat rambut merah...
ia selalu merangku memakai jilbab merah...
"silau..mataku sakit" katanya.
ia pernah murka...
nyaris menampar adikku..
karena melihat tinta merah diraportnya
"bodoh!!!" makinya lantang..

ternyata ia tahu...
merah adalah perlawanan...
ia takut aku membangkang.

ayahku bukan che..
tapi karena ia..aku mengerti arti rindu...
rindu saat di bentak!
rindu saat di maki!
karena semua itu
membuatku marah...ingin berontak...
dan ingin berlawan..
ah...mengingatnya...
aku sedih...!

ayahku bukan engles...
ia tak pernah mengajariku
asal-usul penindasan perempuan..
asal ususl keluarga..
tapi ia memperlihatkanku banyak ketidak adilan

tak boleh keluar malam..
tak boleh merokok..
tak boleh sekolah jauh..
tak oleh teriak...
tak bisa mandiri...
serba tak boleh..dan tak bisa...
nyaris tak punya kaki sendiri...
bahkan disisa usianya yang tak lebih 24 jam
masih sempat melarangku ikut aksi...

ow...dia itu guru yang baik..
mengajarku sempurna ...
meski lamban dan perlahan....
dan kini..
aku paham bukan karena ia ingin...
bukan karena ia diktator..
bukan karena ia ototriter..
tapi karena ia terpaksa!
ia dipaksa oleh keadaan...!
ia bukan che..bukan lenin dan marx..atau fidel..
tapi ia juga bukan penguasa...bukan presiden dan menteri...
ia bukan sang revolusioner...tidak militan..
tapi ia yang memaksaku untuk revolusioner...


mungkin ayahku sedang berdiskusi dengannya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar