Tampak berbagai jenis kendaraan termasuk truk fuso dengan beban muatan berat yang akan menyeberang ke Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih nekat melalui jalan tersebut karena tidak tersedia jalan alternatif.
Melihat kondisi jalan yang sangat membahayakan bagi keselamatan para pengendara, sejumlah warga sekitar berupaya mengatur lalu lintas agar kendaraan tidak terperosok ke dalam jurang berkedalaman sekitar 500 meter yang ada di lokasi tersebut.
Sulaiman, salah seorang warga, mengatakan, ia bersama dengan sejumlah warga lainnya berupaya mencegah terjadinya kecelakaan dengan mengatur dan memberikan peringatan kepada pengendara agar berhati-hati dan mengurangi kecepatan saat akan melintasi jalan yang sudah hampir putus itu.
"Kendaraan yang datang dari arah barat dan timur diatur agar tidak melintasi jalan secara bersamaan karena badan jalan hanya bisa untuk satu kendaraan saja. Kalau tidak diatur begitu, dikhawatirkan ketika bertemu di tengah badan jalan yang sudah hampir putus akan menyebabkan badan jalan longsor semua ke dalam jurang," ujarnya.
Ia mengatakan, jalan negara yang terkena longsor itu merupakan satu-satunya jalan yang bisa dilalui oleh pengendara yang ingin menuju NTT melalui pelabuhan Sape Bima.
Pemerintah setempat sudah meninjau lokasi tersebut, namun baru memasang batu dengan tinggi 100 centimeter dan panjang sekitar 20 meter sebagai batas jalan yang boleh dilalui kendaraan.
"Ini satu-satu jalan akses ekonomi. Kalau tidak cepat ditangani, kami khawatir kalau terjadi hujan lebat jalan ini akan ambles, apalagi kendaraan dengan muatan berat yang melintas setiap hari bahkan pada malam hari," ujarnya.
Sumber: mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar