dek,,
hidup ini keras dan kejam,
sejauh mata memandang
hanya teror penyiksaan,
hembusan anginnya
tak berhenti membawa kabar buruk.
setiap sudutnya,
hanyalah jurang api keserakahan
kobarannya amat tinggi
membakar semua nilai-nilai kemanusiaan
jika tak hati-hati...
kita akan terpeleset,
terjerembab, lalu terjun bebas...
sebebas kita menjerit...keras!!
tapi tak satupun yang peduli..
karena, kita yatim.
dek
sejauh mata memandang
hanya teror penyiksaan,
hembusan anginnya
tak berhenti membawa kabar buruk.
setiap sudutnya,
hanyalah jurang api keserakahan
kobarannya amat tinggi
membakar semua nilai-nilai kemanusiaan
jika tak hati-hati...
kita akan terpeleset,
terjerembab, lalu terjun bebas...
sebebas kita menjerit...keras!!
tapi tak satupun yang peduli..
karena, kita yatim.
dek
jarum jam yang berputar
di dalam ruang tak berpihak,
membuat kita terpental
menembus setiap takdir.
jika tak gesit,
hanya akan mengeja sakit,
dan menghitung luka.
jika tak punya semangat,
akan semakin terhempas
lalu patah dan terjatuh
setelah itu karam
dilautan air mata sendiri..
tak menyisakan riak,,,
tanda kita pernah ada.
dek,,
di dalam ruang tak berpihak,
membuat kita terpental
menembus setiap takdir.
jika tak gesit,
hanya akan mengeja sakit,
dan menghitung luka.
jika tak punya semangat,
akan semakin terhempas
lalu patah dan terjatuh
setelah itu karam
dilautan air mata sendiri..
tak menyisakan riak,,,
tanda kita pernah ada.
dek,,
angin diluar, sangat kencang,
dinginnya berpadu dengan petir
kilatnya menyambar segala yang ada
masa depan kita..nyawa kita...
lalu hanguslah raga kita
tak bersisa apa-apa,
sekalipun nama..
karena kita ini kecil...
kaki kita kecil,
gampang tumbang,
jika tak punya semangat,
mudah rubuh...
sekali melangkah akan rebah,
lalu tergilas dan remuk
ditelapak kaki raksasa tamak.
dan..tak menyisakan apa-apa lagi...
meski sekedar nama
karena kita bukan anak penguasa...
bukan pula anak pengusaha...
tapi..syukurlah kita...
karena mereka itu jahat dan rakus,
licik, kejam pula...
mereka bisa berteduh dari sengatan matahari,
mereka bisa sembunyi
di balik gedung mewahnya,
yang berdiri di atas tanah rampasannya,
dari hantaman badai yang hendak
meluluh lantahkan kerakusannya.
mereka bisa lolos di atas mobil rampokannya
dari kejaran puting beliung,
yang hendak memecah topeng kemunafikannya.
dek,,
dinginnya berpadu dengan petir
kilatnya menyambar segala yang ada
masa depan kita..nyawa kita...
lalu hanguslah raga kita
tak bersisa apa-apa,
sekalipun nama..
karena kita ini kecil...
kaki kita kecil,
gampang tumbang,
jika tak punya semangat,
mudah rubuh...
sekali melangkah akan rebah,
lalu tergilas dan remuk
ditelapak kaki raksasa tamak.
dan..tak menyisakan apa-apa lagi...
meski sekedar nama
karena kita bukan anak penguasa...
bukan pula anak pengusaha...
tapi..syukurlah kita...
karena mereka itu jahat dan rakus,
licik, kejam pula...
mereka bisa berteduh dari sengatan matahari,
mereka bisa sembunyi
di balik gedung mewahnya,
yang berdiri di atas tanah rampasannya,
dari hantaman badai yang hendak
meluluh lantahkan kerakusannya.
mereka bisa lolos di atas mobil rampokannya
dari kejaran puting beliung,
yang hendak memecah topeng kemunafikannya.
dek,,
aku tak memintamu
jadi che,marx ataupun lenin,
apalagi menyuruhmu jadi presiden ataupun menteri
aku hanya ingin
kau tumbuh dewasa,
cerdas..bijak..
tangguh dan penuh semangat.
kali ini aku meminta,
taburlah benih dendam...
biar tumbuh perlawanan...
tak perlu takut!
kau tak hanya sendiri..
kita tak hanya berdua
karena tak jauh dari sini,
ada samudra terhampar luas,
berisi jutaan manusia,
dengan sepenggal nafas yang tersisa
sesak menyambung jeritnya,
adapula jutaan anak yang histeris
karena kehilangan buku dan pensilnya,
ada jutaan petani
yang hanya mampu memanen jarinya
dengan arit yang sudah tumpul,
ada jutaan buruh,hanya mampu merapikan tulangnya
yang mulai tegas, dengan palu yanng sudah berkarat.
dan tak sedikit manusia
yang menambal perutnya yang sobek.
mereka semua kelaparan...
butuh makanan,
butuh tanah,
butuh oekerjaan,
dan butuh sekolah,
sementara mereka bukan darah biru...
darah mereka merah,,sama seperti darah kita.
dek,,
jadi che,marx ataupun lenin,
apalagi menyuruhmu jadi presiden ataupun menteri
aku hanya ingin
kau tumbuh dewasa,
cerdas..bijak..
tangguh dan penuh semangat.
kali ini aku meminta,
taburlah benih dendam...
biar tumbuh perlawanan...
tak perlu takut!
kau tak hanya sendiri..
kita tak hanya berdua
karena tak jauh dari sini,
ada samudra terhampar luas,
berisi jutaan manusia,
dengan sepenggal nafas yang tersisa
sesak menyambung jeritnya,
adapula jutaan anak yang histeris
karena kehilangan buku dan pensilnya,
ada jutaan petani
yang hanya mampu memanen jarinya
dengan arit yang sudah tumpul,
ada jutaan buruh,hanya mampu merapikan tulangnya
yang mulai tegas, dengan palu yanng sudah berkarat.
dan tak sedikit manusia
yang menambal perutnya yang sobek.
mereka semua kelaparan...
butuh makanan,
butuh tanah,
butuh oekerjaan,
dan butuh sekolah,
sementara mereka bukan darah biru...
darah mereka merah,,sama seperti darah kita.
dek,,
jadilah pejuang!!
untukmu, untukku dan untuk semua kaum2 tertindas...
lalu...
sama-sama kita menuai sejahtera
juga dengan kaum-kaum tertindas itu...!

untukmu, untukku dan untuk semua kaum2 tertindas...
lalu...
sama-sama kita menuai sejahtera
juga dengan kaum-kaum tertindas itu...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar